Kisah kasih disekolah vs Cinta segi 3


 Created by: Sunarwaty

Sebelumnya aku minta maaf pada semua pihak yang merasa tersakiti dan terganggu dengan cerita ini terutama temanku Maja Sanjaya, Riska Devita, Anha Faluvi.. kalian inspirasi dari cerita ini, setelah perubahan sepelunya tentunya. CC ku sayang Ratna Fahri kita ikhlaskan ketetapan Allah bersama ya CC. . Ini hanya untuk hiburan semata

Cerita ini kudedikasikan padamu kekasihku seorang, aku mencintaimu karna Allah. Karenanya Allah mengambilmu begitu cepat dariku. suatu saat Allah akan pertemukan kita kembali. Aku percaya itu. Selamat tidur sayang. semoga Allah melindungimu.



Hana
Namaku Hana, panggil saja Hana. Orang suka bertanya asal namaku. Ringan saja, itu pemberian orang tuaku. Aku tak tau arti dari namaku bahkan rasanya terlalu berlebihan jika aku harus terus menerus bertanya perihal penabalan nama ini pada orang tuaku.
Aku mencintai seorang pria, dia kakak kelasku. Dia baik, meskipun setiap orang dasarnya punya pribadi itu. Berprestasi, pandai berorganisasi pula. Tapi dia tidak tahu apa yang aku rasakan. Hanya pada sahabatku Vita aku menceritakan semua. Terkadang sahabat lebih mengertikanmu. Itu menurutku.

Vita
Namaku Vita, Sama dengan sahabatku Hana aku juga tidak begitu peduli dengan asal namaku. Yang penting buatku bukan siapa aku di Masa lalu, tapi siapa aku di Masa yang akan datang. Mungkin itu yang membuat aku dan Hana bisa bersahabat.
Hari ini Hana bercerita dia tak sengaja melihat kakak kelas kami Kak Masa sedang menjelajah ria di dunia maya, ahh sahabatku itu tidak berubah juga. Buat apa dia memendam perasaannya berlama – lama. Namun jika kutanya dia hanya menjawab singkat “ waktu yang akan menjawab setiap penantian”. Pandangannya agak bertolak belakang denganku. Menurutku, untuk apa R.A Kartini bersusah payah memperjuangkan kesetaraan Gendre? Jika akhirnya para perempuan tetap menunggu dalam diam..


Hana
Aku melihatnya.. ya ampun.. aku melihatnya. Memang hanya punggungnya. Tapi aku bahagia tak kepalang. Tampaknya dia tengah men-Download beberapa file. Aku segera menemui sahabatku Vita untuk menceritakan semuanya. Hari ini Fortuna berpihak padaku.

Masa
Namaku Masa, tak perlu bertanya pada orang tuaku aku sudah langsung tahu asal muasal namaku. Nama itu diangkat dari singkatan ayahku Malik dan ibuku Sahana. Aku kini duduk dikelas XI Teknik Komputer Jaringan. Hobiku mengikuti Organisasi PMR, dan merambah dunia maya untuk sekedar menyalurkan hobi. Aku pribadi yang biasa saja menurutku. Cenderung pendiam. Aku hanya bisa tertawa lepas pada orang – orang yang kuanggap dekat saja.
Ada adik kelas yang menurutku cukup menyita perhatianku. Dia aktif sekali tampaknya, ramah, manis, juga periang. Namanya Vita. Tidak sulit sebenarnya mengajak dia berbicara denganku. Semua orang mengenalnya. Aku satu organisasi dengannya di PMR. Tapi dia selalu bersama sahabatnya Hana. Agak sulit jadinya bagiku untuk mendekatinya.
Aku berencana untuk menemuinya besok, saat latihan PMR mingguan kami.

Hana
Besok hari yang kutunggu – tunggu. Aku akan melewati tiga jam paling menyenangkan dalam hidupku. Aku akan bertemu dengan Kak Masa di latihan PMR besok. Aku bersyukur atas semuanya. Thank’s God.
Aku sangat ingin berbicara dengannya, tapi lidahku kelu setiap aku berusaha berbicara. Rasanya apa yang ingin terucap hilang begitu saja. Padahal aku sudah mempersiapkan diri didepan cermin. Aku bahkan berusaha bangun lebih awal untuk melatih lisanku ini. Tapi  tetap saja tak ada satu katapun yang keluar. Semua sirna begitu saja saat menatap matanya.
Sahabatku Vita bersedia membantuku untuk dekat dengan kak  Kak Masa. Setelah sedikit memaksa aku memohon tentunya.

Vita
Aku tak kuasa menolak permintaan sahabatku Hana, aku tau dia mencintai Kak Masa. Itu yang membuatku tak kuasa menolak. Hana yang setiap kali berbinar matanya menceritakan pertemuan tak sengajanya dengan Kak Masa, Hana yang setiap kali menangis menceritakan rindunya yang tak tertahankan, Hana yang betah berlama – lama berkutat didepan cermin untuk melatih lisannya, Hana yang sengaja tidak mengerti pengetahuan dasar ke Palang Merahan, semua hanya untuk menarik perhatian Kak Masa. Aku tau dia seperti itu hanya agar Kak Masa bersedia membantunya memahami setiap kalimat dari buku panduannya.  Aku tak sanggup melihat penderitaan sahabatku ini. Bagaimanapun aku harus membantunya. Besok adalah waktu yang tepat. Saat latihan PMR sepulang sekolah. Semangat!!

Masa
Akhirnya bel pulang berbunyi juga. Tak sabar rasanya ingin segera menemui Vita. Aahh.. sial, mengapa aku jadi seperti ini?.

Hana
Tuhan, permudahlah hari ini. Amiin

Vita
Akhirnya, jam pelajaran selesai. syukurlah

Hana
Tadi dilapangan selesai latihan kak Masa menghampiri Vita, mereka juga pulang bersama. tampaknya sahabatku ini berhasil ingin mendekatkan aku dan kak Masa. Aku bahagia memiliki sahabat seperti Vita.

Masa
Selepas latihan akhirnya aku memberanikan diri menghampiri Vita, benar kataku, dia ramah sekali. Aku pun lantas mengajaknya pulang bersama. Sepanjang perjalanan aku berusaha untuk mengenalnya lebih dekat, tapi kebanyakan yang dia bahas cenderung mengarah pada sahabatnya Hana. Pribadi Hana, Hobi, serta kebiasaan unik Hana. Tapi menurutku itu baik, berarti dia orang yang sangat peduli dengan orang lain. Rasanya  tak sabar ingin menghadapi besok, aku akan bertemu dengan Vita lagi. Hmm.. bagaimana jika kutelepon Vita saja ya? Ah tidak..tidak.. ini terlalu cepat. Mungkin aku harus mencari tahu tentang dirinya melalui sahabatnya Hana. Ya benar, Hana satu – satunya harapanku.

Vita
Tuhanku, bagaimana ini? Bukan cerita seperti ini yang ingin kuhadapi. Aku memang ingin berbicara dengan kak Masa, Aku ingin berbicara mengenai Hana. Tapi mengapa kak Masa… Tuhanku bantu aku. Sudah dua minggu ini kak Masa rutin mengirim pesan singkat padaku dan bahkan menelepon. Sekedar bertanya kabar, bertanya hal – hal yang menurutku dia sendiri tahu jawabannya dan banyak lagi. Bagaimana harus menjelaskan tiap detailnya pada Hana? Tuhanku, aku tak tahu harus berbuat apa.
Kini aku pun mulai terbiasa dengan perhatian yang diberikan kak Masa padaku. Tapi anehnya saat disekolah dan saat latihan PMR kak masa bersikap biasa saja. Mungkin dia orang yang professional. Tidak menyamaratakan masalah pribadi dan tugas. Aku semakin kagum dengannya.
Hari Minggu ini kak Masa mengajak aku pergi ke kebun binatang. Senang rasanya mendengar ajakan itu. Aku bahagia. Sahabatku Hana, maaf..

Hana
Dua minggu lalu kak Masa menelponku, aku kaget bukan kepalang. Rasanya waktu berhenti seketika. Aku bahkan bisa mendengar detak jantungku kala itu. Kak Masa bertanya kabar, kesibukan dan yang terakhir meminta pendapat mengenai Vita, bagian ini aku sedikit heran. Tapi bahagiaku menepis segalanya. Aku dengan lancar menjabarkan hobi Vita, kebiasaanya dan lain – lain.
Tapi belakangan ini sikap Vita aneh, dia cenderung kikuk jika aku bertanya mengenai kak Masa. Bahkan Vita tidak seantusias dulu setiap mendengar ceritaku. Setiap kutanya alasannya, jawabannya “aku ngantuk” . Aku tahu kini Vita dan kak Masa dekat. Teman – temanku yang lain juga sesekali bertanya padaku apakah kak Masa dan Vita berpacaran, tapi aku sepenuhnya yakin pada Vita. Dia tidak akan mengkhianati persahabatan ini.

Masa
Waktu mendadak berputar terlalu lama. Aku sudah tak sabar ingin pergi berdua dengan Vita kekebun binatang hari Minggu ini. Aku akan menyatakan perasaanku yang sejujurnya.

Hana
Tuhanku, aku mendengar berita dari teman satu kelasku bahwa dia tak sengaja bertemu dengan Vita dan kak Masa di kebun binatang semalam. Ingin rasanya aku bertanya pada Vita, tapi hari ini Vita tidak masuk sekolah, Handphonenya juga tidak aktif. Tidak biasanya Vita bolos sekolah seperti ini. Semalam memang aku mengajak Vita ke Bioskop untuk menonton film yang sudah lama kami berencana menontonnya, tapi Vita bilang hari itu dia membantu saudaranya yang akan pindahan.Vita tidak mengatakan bahwa dia akan kekebun binatang. Istirahat makan siang kak Masa juga menemuiku diperpustakaan menanyakan kabar Vita.  YaTuhan.. ada apa dibalik semua ini..

Vita
Sahabatku Hana, maaf aku sudah mengkhianatimu. Aku menyulut api pengkhianatan dalam persahabatan kita. Awalnya aku memang bermaksud ingin mendekatkan kau dan kak Masa, tapi aku terjatuh dalam perangkapku sendiri. Hana, maaf. Aku kini mencintainya, sama sepertimu. Aku bahkan tak memiliki alasan untuk menolak ungkapan cintanya. Aku tahu aku salah. Jika kau tak bisa memaafkanku aku cukup paham. Tapi bibit cinta ini sudah mulai tumbuh subur tanpa kusadari. Sahabatku Hana, maaf…..

Hana
Jelas sudah sekarang, sahabatku tersayang menelikungku dari belakang. Kabar yang kudengar dari teman – temanku selama ini bukan kabar burung semata. Ini adalah bukti dari sikap Vita yang berubah belakangan ini. Alasan mengapa dia tak seantusias dulu, mengapa dia tampak kikuk setiap aku menanyakan kak Masa.
Air mataku kini tak tertahankan lagi. Dulu air mataku hanya untuk kak Masa yang tak pernah sedikitpun menyadari isyarat rindu dariku, sekarang air mata ini bertambah untuk menangisi pengkhianatan sahabatku.
Tuhan, aku tak tahan lagi.. berat rasanya mendengar pengakuan kak Masa diperpustakaan tadi. Cinta yang kupendam kini lantas hancur hingga tak ada keping yang tersisa. Haruskah cinta dan rindu yang selama ini hanya Vita tempatku bercerita, kini Vita pula yang merenggut segalanya? Haruskah Tuhan?. God please,  I need some answer


Vita
Hari ini Hana kesekolah menggunakan kacamata, biasanya dia memakai kacamata hanya jika semalaman dia menangisi kak Masa. Aku tak perlu bertanya alasan dia memakai kacamata lagi hari ini. Aku cukup paham, semua untuk menutupi semburat bengkak dimatanya. Ada sedikit rasa bersalah dihatiku. Tapi Hana masih bersikap biasa saja, seolah – olah tidak ada yang terjadi dipersahabatan kami. Dia memang pandai menutupi perasaanya. Aahh.. aku bahkan tak yakin menyebut diriku masih sahabatnya. Dia terlalu polos, terlalu percaya akan ucapannya ” waktu yang akan menjawab setiap penantian”. Dan disinilah aku sekarang, dari sahabat berubah menjadi penghancur mimpi.

Hana
Tuhanku, jika memang sedihku saat ini adalah bahagia bagi mereka, aku ikhlaskan setiap luka yang akan kurasa.
Aku ikhlaskan setiap rinduku ini pada mereka. Aku ikhlaskan setiap  penantian yang menyiksa.
Tuhanku, jika yang dicinta mencintai yang lain, ku kembalikan cinta ini padamu wahai penguasa hati
Tuhanku,jika yang dirindu merindukan yang lain, kukembalikan rindu ini padamu wahai Sang Maha segalanya.
Tuhanku, jika bahagianya sahabatku akan menjadi tangis bagiku, aku percaya kau akan ganti tangis ini menjadi tawa bahagia suatu saat nanti. Kau akan kirimkan seseorang yang akan menghapus setiap tetes tangisku.
Aku percaya “ waktu yang akan menjawab setiap penantian”. Sahabatku Vita, persahabatan
ini tak akan pudar dalam keadaan apapun.

Vita
Sahabatku Hana, sejujurnya tak ada niatku untuk menyakitimu. Aku juga tak menyangka akan seperti ini. Kini aku bersamanya dan tak ingin kehilanganmu. Aku tak ingin kehilangan salah satu dari kalian.
Aku memiliki semboyan baru buatmu “ waktu akan menyembuhkan setiap luka”.
Terimakasih sahabat



lanjut ke part 2 ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar